oleh: Novi Yunaning Tyas*
Koperasi Indonesia telah berumur 72 tahun. Perkembangan zaman terus berganti seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Sampai saat ini tercatat sudah ada lima generasi yang berkembang dari generasi baby boomers sampai generasi millennial. Hal tersebut perlu diimbangi dengan perkembangan koperasi yang usianya sudah tidak muda lagi di era millenial, dimana generasi yang ada saat ini memiliki karakter yang berbeda-beda dan memiliki pengaruh dalam mendukung kemajuan koperasi yang ada di Indonesia saat ini.
Di era patriotisme (1946-1960) generasi baby boomers cenderung hidup mandiri. Mereka memegang teguh adat istiadat sehingga cenderung kolot, namun sangat matang dalam pengambilan keputusan karena pengalaman hidup yang pernah dilalui. Generasi terus berkembang ketika generasi yang ada lahir antara tahun 1961-1980 atau disebut generasi X. Generasi ini memiliki pemikiran yang lebih maju. Mereka cenderung suka akan risiko dengan pengambilan keputusan yang matang. Dibanding generasi sebelumnya, generasi X sangat terbuka dengan kritik dan saran demi terwujudnya efisiensi dalam bekerja. Generasi X juga memiliki jiwa pengusaha. Generasi yang lahir ditahun 1981-1994 atau yang dikenal dengan generasi Y atau lebih akrab dengan sebutan generasi millenial adalah generasi yang lahir disaat teknologi sedang berkembang pesat. Kehadiran computer, video games, gadget dan smartphone yang tersambung dengan kecanggihan internet membuat generasi ini mudah mendapatkan informasi secara mudah dan cepat. Keseimbangan gaya hidup dan pekerjaan menjadi hal yang penting bagi mereka generasi Y. Karenanya, mereka cenderung mencari pekerjaan yang dapat menunjang gaya hidup. Generasi Y ini cenderung bersifat konsumtif. Generasi yang lahir ditahun 1995-2010 adalah generasi Z. Generasi Z sudah sangat mengenal teknologi. Sejak kecil, mereka lebih gemar bermain gadget dibandingkan permainan tradisional di era sebelumnya. Jadi generasi Z ini cenderung menyukai sesuatu serba instan. Begitu akrabnya dengan internet, generasi Z ini suka mencari popularitas dengan aktif diberbagai media dengan cara masing-masing. Selain media sosial, generasi ini sangat gemar melakukan transaksi belanja online karena dinilai praktis dan bisa dilakukan dimana saja. Saat ini generasi kelahiran di tahun 2010 cenderung dan sangat familiar di usianya yang masih belia dengan memiliki gadget di saku mereka. Terkadang menjadikan interaksi sosial di sekitarnya terabaikan. Generasi alpha yaitu lahir pada tahun 2011- sekarang. Generasi ini terlahir dengan teknologi yang semakin berkembang pesat. Di usia mereka yang sangat dini, mereka sudah mengenal dan menggunakan gadget dan kecanggihan teknologi yang ada. Terlahir dari keluarga dengan generasi Y yang juga terlahir pada masa-masa awal perkembangan teknologi maka pola pikir mereka juga terbuka dengan perkembangan teknologi.
Namun, demikian juga semakin berkembangnya generasi yang ada tentunya tingkat kebutuhan juga semakin banyak dan kian besar. Hal yang terpenting ialah meskipun teknologi berkembang cukup pesat, tidak cukup hanya dengan mengimbanginya dengan menguasai teknologi tetapi juga harus melakukan perubahan model bisnis, managemen, dan pelayanan.
Hadirnya sebuah koperasi sangat membantu mempersiapkan generasi yang matang teknologi juga matang pula dalam pengelolaan keuangan yang ada. Secara garis besar, koperasi yang ada tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya untuk mewujudkan masyarakat yang adil, maju, dan sejahtera sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan demokrasi ekonomi.
Era millenial dengan generasi usia belia yang sudah mengenal teknologi tentunya koperasi yang ada harus mengikuti perkembangan teknologi tersebut agar koperasi tidak hanya diperuntukkan bagi generasi tua akan tetapi juga diperuntukkan bagi generasi muda belia.
Salah satu proses atau model bisnis koperasi, yaitu koperasi dengan core bussines di bidang pembiayaan, yang kini sudah digarap para startup bahwa koperasi simpan pinjam harus setara dengan digital banking atau e-banking. Layanan unggulan dari model ini adalah outcome yang diberikan kepada anggota koperasi dalam bentuk digital, dimana anggota koperasi akan diberikan kemudahan seperti cek saldo, melakukan pembayaran atau peminjaman, dan lain sebagainya dengan cukup menggunakan aplikasi yang ada dan tidak perlu mendatangi kantor koperasi.
Model bisnis lain yang layak dilirik koperasi untuk bertransformasi adalah omni channel. Omni channel adalah model bisnis lintas channel yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan pelangganan. Dalam model bisnis omni channel ini, pelanggan dapat melakukan pembelian barang secara online bahkan dapat dilakukan sekaligus dengan cara offline.
Dalam model bisnis ini, koperasi dapat bertindak sebagai market place yang menggabungkan layanan penjualan secara online dan dunia retail secara offline. Amazon dan Alibaba adalah market place yang sudah menerapkan model bisnis omni channel dan diprediksi model bisnis seluruh market place di dunia akan bertransformasi ke ranah omni channel.
Koperasi tentu bisa bertransformasi ke model bisnis omni channel dengan menggabungkan teknologi dan konsep koperasi. Koperasi bisa bertindak sebagai pusat pelayanan berbagai komoditi yang memanjakan anggotanya sebagai manusia, bukan sekedar nomor koperasi dan nominal iuran bulanan.
Produk-produk koperasi yang ada juga harus dapat mudah diakses oleh generasi muda belia saat ini. Terutama ketika mereka membuthkan segala sesuatu yang serba cepat dan instan. Sebagai contoh, koperasi dapat membuat aplikais e-studi yang menyediakan berbagai macam perlengkapan sekolah mulai dari seragam sekolah, alat tulis ataupun berbagai macam literasi untuk menunjang pendidikannya. Tanpa harus keluar rumah, dengan aplikasi yang ada tinggal pesan kemudian barang yang dibutuhkan akan segera dikirim ke alamat pemesanan.
Dalam penggunaan teknologi, pada industry 4.0 poin intinya adalah menggabungkan dunia cyber dan dunia physical. Tujuan utamanya bukan membuat robot, tetapi membuat teknologi yang dapat membantu kerja manusia. Jadi, dalam industry 4.0 konsep utamanya adalah membangun information society. Teknologi melebur ke dalam kehidupan sehari-hari manusia. Pelaku utamanya bukan teknologi, tetapi manusianya. Proses atau model bisnis koperasi di era digital, bentuk koperasi badan hukum bukan koperasi namun dengan model bisnis berjiwa koperasi yakni gotong-royong dan kebersamaan, akan terus berkembang.
Salah satu contoh yang kini sudah mulai muncul adalah para anak muda yang berjiwa sosial dan mempunyai keinginan bersosialisasi. Mereka berkolaborasi dan bersepakat membuat startup. Hal ini mencerminkan adanya usaha dari para generasi millenial untuk membangun startup baik dalam bentuk kiperasi, Perseroan Terbatas (PT), ataupun yang lain dengan berjiwa koperasi yaitu gotong-royong dan kebersamaan. Apa yang telah dilakukan anak muda ini bisa merupakan titik masuk untuk mengubah mindset masyarakat tentang koperasi. Jadi, diharapkan koperasi di masa depan tidak hanya koperasi simpan pinjam atau koperasi multiguna saja, namun diharapkan kelak akan muncul koperasi dalam berbagai bentuk dan jenis dengan bergabungnya kreatifitas para startup.
Contoh kesuksesan koperasi yang sudah melakukan transformasi adalah Koperasi Karya Utama Nusantara (Kopkun) Group, yaitu koperasi yang berdomisili di Kota Purwokerto, Jawa Tengah. Pengurus yang mantan aktivis koperasi mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), menggagas pendirian kopkun sebagai koperasi modern. Kopkun didirikan 13 tahun lalu dari modal peminjaman bantuan program Kementerian Koperasi RI. Pada 2006, mendapat modal pinjaman program koperasi akademika Rp 500 juta dan digunakan untuk membangun swalayan di lingkungan kampus. Awalnya dari satu swalayan, kini sudah punya 4 gerai yang tersebar di Purwokerto. Barang-barang yang dijajakan swalayan koperasi komplit. Fasilitas dan layanannya profesional sebagai pasar modern seperti ritel-ritel perusahaan besar.
Ruangan ber-AC dan sistem pengelolaannya terkomputerisasi. Lahan dan bangunan gedung empat swalayan itu sudah milik Koptun yang dibeli dengan mencicil ke bank. Tidak berhenti pada swalayan, Koptun merambah pasar millenial dengan digital koperasi. Koptun ini membangun incubator dengan mendirikan unit bisnis startup. Startup yang didirikan koperasi itu melahirkan sejumlah aplikasi. Incubator bisnis startup ini dibangun dalam dua tahun belakangan.
Bagaimanapun generasi saat ini harus mengetahui, masuk ke dalamnya dan mendapatkan manfaat dari koperasi. Jika telah merasakan betapa banyak manfaatnya dari koperasi tinggal disharekan ke teman-teman sebayanya. Baik melalui interaksi di sekolah ataupun lingkungan masyrarakat dapat pula melalui media sosial yang ada. Dengan kata lain, jika generasi saat ini telah sejak dini mengenal koperasi secara utuh maka secara tidak langsung merak telah ikut serta berperan aktif dalam kemajuan pembangunan negeri ini. Nantinya, koperasi diharapkan akan menjadi alternative untuk masyarakat dalam berbelanja.
Amazin!