Menyongsong Koperasi Berkualitas Era 4.0

Koperasi di Indonesia merupakan investasi sekaligus manifestasi dari keadaan negara. Maju tidaknya Indonesia dapat dilihat dan ditinjau dari kualitas kondisi perkoperasiannya. Ketika roda perkoperasian dapat berjalan dengan lancar mengindikasikan bahwa perekonomian bangsa dalam keadaan baik-baik saja.

 

Pertumbuhan perekonomian bangsa sampai saat ini tidak terlepas dari kuantitas atau banyaknya jumlah koperasi yang bertebaran disetiap sudut Indonesia. Berdasarkan data BPS jumlah koperasi di Indonesia pada tahun 2015-2016 sebanyak 212.135 unit. Sedangkan anggota koperasi sebanyak 37.783.160 orang. Dengan jumlah anggota koperasi sekitar 20% dari total penduduk Indonesia pasti memberikan sumbangsih nyata dalam sektor pembangunan.

 

Melihat dari segi penduduk, Indonesia merupakan salah satu negara yang besar dalam kuantitas penduduk. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, menempatkan Indonesia bertengger pada peringkat 4 besar negara berpenduduk terbanyak di dunia. Meskipun kalau dilihat dari segi kualitas kesejahteraan, penduduk Indonesia masih menjadi tantangan besar hingga kini.

 

Tentu, dalam menyongsong bonus demografi di Indonesia pada tahun 2020-2030 koperasi masih bisa menjadi salah satu poin krusial dalam eskalasi bangsa. Tanpa adanya jumlah koperasi yang cukup dan berkualitas, untuk memfasilitasi bertambahnya kebutuhan anggota koperasi negara akan sulit maju di tengah-tengah era globalisasi. Hal ini dapat dicapai hanyalah dengan koperasi yang berkualitas.

 

Mengutip definisi koperasi dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), koperasi adalah sebuah perserikatan yang bertujuan memenuhi keperluan sehari-hari dengan harga terjangkau. Sehingga, dapat ditarik sebuah kesimpulan dari definisi tersebut secara sederhana bahwa koperasi adalah wadah untuk mensejahterakan anggotanya.

 

Namun, adanya era industri 4.0 resiliensi koperasi kian tergerus eksistensinya. Resiliensi koperasi sendiri didefinisikan sebagai kondisi ketahanan  koperasi untuk survive yang berkaitan dengan aspek adaptasi, problems of solving dan tegar dalam menghadapi persaingan global dengan adanya digitalisisi dalam berbagai aspek (Reivich & Shatte, 2002).

 

Digitalisasi sistem pasar yang mempermudah dengan munculnya paltform modern berbasis daring menjadikan koperasi konvensional mulai ditinggalkan keberadaannya. Hal ini harus adanya reformulasi yang tepat dalam memandang era kebutuhan yang begitu cepat dan menuntut efektif serta efisien.

 

 

Strategi PILAR

Kata pilar, mengutip kembali definisi dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) memiliki arti sebagai dasar. Sedangkan, PILAR disini adalah sebuah strategi dasar yang dapat diimplementasikan untuk menjawab tantangan zaman. PILAR merupakan sebuah akronim yang memiliki kepanjangan berupa Produktif, Inovatif, Lincah, Adaptif dan Resilien. Strategi ini merupakan sebuah terobosan yang dapat digunakan dalam kancah industri 4.0.

 

Strategi yang pertama dari PILAR yaitu produktif. Produktif merupakan sebuah langkah pertama yang wajib ditempuh koperasi dalam membiasakan memasuki ruang-ruang produksi. Sehingga, orientasi dasar yang dapat ditempuh oleh koperasi adalah pembiasaan secara berkelanjutan (sustainable) untuk menghasilkan produk koperasi yang masif. Dengan demikian, pemerintah perlu mendorong lahirnya wadah-wadah baru untuk menunjang koperasi agar survive dengan memfasilitasi koperasi melalui ruang-ruang produksi modern yang terdigitalisasi.

 

Strategi yang kedua adalah Inovatif. Inovatif merupakan kunci utama setelah adanya pembiasaan terhadap menghasilkan produk. Inovatif adalah jalan pembaharuan terhadap produk-produk yang sudah ada. Termasuk adanya era industri 4.0 merupakan hasil inovasi dari fase sebelumnya. Orientasi koperasi harus diarahkan bagaimana menciptakan produk out of the box yang bersifat implementatif dan berdaya guna (useable). Inovatif inilah yang tidak dimiliki oleh Artificial Inteligence (AI) maupun mesin-mesin canggih berteknologi mutakhir di era 4.0. Sehingga, peranan dan fungsi koperasi menjadikan jauh selangkah lebih maju.

 

Strategi yang ketiga adalah lincah. Lincah adalah kemampuan yang harus dimiliki koperasi untuk meliuk-liuk menghadapi kompleksitas dan dinamika yang ada. Kelincahan merupakan hal yang penting dalam melihat momentum yang akan diambil. Kapasitas pedagogis kader koperasi yang dapat diupayakan adalah memberikan bekal-bekal mumpuni untuk dapat memotret dari berbagai ranah dan sisi permasalahan dan peluang yang muncul.

 

Strategi yang keempat adalah adaptif. Adaptif inilah sebagai indikator bahwa kapasitas produksi, inovatif dan lincah sudah terinternalisasi dengan baik. Hasilnya adalah mampu menyesuaikan terhadap lingkungan. Tentu tidak hanya itu, adanya penerimaan lingkungan terhadap hasil karya-karya koperasi dan kader-kader koperasi yang telah tercipta dari kanal-kanal produksi merupakan wujud dari adaptif itu sendiri.

 

Strategi yang terakhir atau yang kelima adalah resilien. Resilien merupakan aspek psikologis dari koperasi dan kader koperasi berkaitan dengan kapasitas diri untuk dapat mengatasi masalah dengan baik meskipun dihadapkan dengan situasi yang sulit (Jackson, 2002). Aspek terakhir ini begitu penting karena berkaitan dengan aspek psikis yang berkaitan dengan ketegaran menghadapi masalah. Mudah atau tidaknya berputus asa menyongsong era industri 4.0 tergantung kapasitas resiliensi yang dimiliki. Semakin tinggi, maka cenderung memiliki sikap ketegaran dalam menghadapi masalah.

 

Lima komponen PILAR inilah yang wajib diinternalisasikan dalam koperasi dan kader-kadernya  agar dapat mewujudkan tercapainya tujuan koperasi nasional yang sejalan dengan era industri 4.0 dan menyongsong bonus demografi. Hal ini dapat dicapai hanyalah dengan proses peningkatan kualitas koperasi melalui strategi ini. Dengan demikian, koperasi berkualitaslah yang mampu menjadi lokomotif penggerak majunya Indonesia dan mengeksekusi setiap aktivitas pembangunan dan kegiatan perekonomian.

 

Oleh: Bhatara Dharma Wijaya

You May Also Like

About the Author: Kopma Walisongo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *