Mengembangkan Bisnis Koperasi Dengan Melibatkan Generasi Millenial

sumber gambar: https://hiqudsstory.com/koperasi-simpan-pinjam-di-era-digital/

Sumber gambar: https://hiqudsstory.com/koperasi-simpan-pinjam-di-era-digital/

Oleh : Ninik Indarti

Di era sekarang ini, masih banyak generasi millenial yang belum begitu paham dengan dunia perkoperasian. Sebagian dari mereka banyak yang salah persepsi yang menganggap bahwa koperasi hanya sebagai lembaga simpan pinjam saja, tidak canggih, jadul, dan bisnisnya cenderung stagnan atau tidak berkembang. Sehingga banyak generasi millenial yang lebih memilih bisnis star up dibanding bergabung atau membangun bisnis dengan koperasi.

Sektor koperasi memiliki tantangan besar untuk mengoptimalkan potensi generasi millenial. Apalagi indonesia sudah memasuki masa bonus demografi selama rentang waktu 2020-2035. Dimana dalam periode ini penduduk indonesia akan didominasi oleh kelompok usia produktif. Beberapa kalangan menyebutkan bahwa sektor koperasi harus bisa melibatkan dan merangkul generasi millenial di masa bonus demografi agar sektor koperasi tidak semakin ditinggalkan dan dilupakan oleh generasi millenial.

Untuk mengubah image koperasi menjadi lebih kekinian namun tetap mempertahankan nilai-nilai cooperative yang diusungnya dan untuk mengembangkan bisnis koperasi dibutuhkan beberapa solusi yang tepat yaitu:

Pemanfaatan teknologi informasi. Agar tidak semakin tertinggal, koperasi harus bergerak dalam pengembangan teknologi informasi baik dari segi sistem transaksi dan pelaporan maupun pada integrasi IT dengan produk dan layanan agar dapat diakses secara real time sehingga lebih efidien dan efektif dalam melayani masyarakat.

Event menarik. Pengelola koperasi mengadakan event menarik untuk menarik minat millenial, misalnya mengadakan kompetisi bussiness plan, konsultasi dan edukasi via sosial media.

Pendidikan terus-menerus. Pendidikan dan pelatihan yang ditujukan kepada semua elemen koperasi, baik kepada pengurus, pengawas, pengelola hingga kepada anggotanya. Pendidikan dan pelatihan kepada pengurus, pengawas, pengelola berguna untuk mengasah kepemimpinan dan meningkatkan kompetensi pengelolaan koperasi. Sedangkan pendidikan dan pelatihan kepada anggota bertujuan untuk memberdayakan anggota, meningkatkan wawasan dan keterampilan dalam memgelola usaha maupun keuangannya. Dan pendidikan serta pelatihan yang perlu diadakan untuk  menyasar generasi millenial yaitu seperti pelatihan financial literacy, pelatihan wirausaha praktis, dan pelatihan pemasaran atau promosi melalui sosial media.

Penguatan organisasi. Pengurus koperasi harus memiliki kebijakan terpadu untuk terus berbenah diri menghadapi berbagai tantangan dan mengembangkan usahanya. Kaderisasi dan peningkatan kompetensi pengurus, pengawas, dan pengelola harus dilakukan secara berkelanjutan melalui diklat dan workshop untuk penanaman nilai-nilai koperasi sehingga para penggerak koperasi semakin menghayati tugas dan tanggungjawabnya. Selain itu, monitoring dan evaluasi juga harus dilakukan secara rutin untuk memastikan program kerja berjalan sebagaimana mestinya dan meminimalkan risiko usaha maupun organisasi.

You May Also Like

About the Author: Kopma Walisongo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *